oleh : sabda
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Karya
seni lahir dari seniman yang kreatif, artinya seniman selalu berusaha
meningkatkan sensibilitas dan presepsi terhadap dinamika kehidupan masyarakat.
Sebaliknya masyarakatakan dapat merasakan manfaatnya. Seniman yang kreatif akan
membawa masyarakat ke selera
estetik yang lebih dalam, bukan selera
yang mengarah pada kedangkalan seni. Hal
tersebut menuntut kreativitas seniman dalam proses cipta seni, secra teoritis membutuhkan
pemikiran yang matang. Ada tiga komponen dalam proses cipta karya seni sbagai landasan berkarya. Ketiga komponen
tersebut adalah tema, bentuk, dan isi. Walaupun secara teori dapat di pisahkan
namun sebenarnya ketiga komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak
dapat di pisah-pisahkan.
1.
Tema
Pokok (Subject Matter)
Subject
matter atau tema pokok ialah rangsang cipta seniman dalam usahanya untuk
menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan. Bentuk yang menyenangkan ialah
bentuk yang dapat memberikan konsumsi batin manusia secara utuh, dan perasaan
keindahan kita dapat menangkap harmoni
bentuk yang disajikan serta mampu merasakan lewat sensitivitasnya. Dalam sebuah
karya seni hampir dapat dipastikan adanya subject matter, inti atau pokok persoalan yang di hasilkan sebagai akibat
adanya pengolahan objek (objek alam atau objek image) yang terjadi dalam ide
seseorang seniman dengan pengalaman pribadinya.Oleh karna itu problem yang
sangat penting dalam mencipta sebuah
karya seni bukalah apa yang digunakan
sebagai objek, tetapi “bagaimana” sang seniman
mengolah objek tersebut menjadi karya seni yang punya nafsu/citra pribadi.
2.
Bentuk
(Form)
Pada
dasarnya apa yang dimaksut dengan bentu (form) adalah totalitas darada karya
seni.brntuk itu merupakan organisasi atau satu kesatuan atau komposisi dari
unsur-unsur pendukung karya. Ada dua macam bentuk
·
Visual form, yaitu bentuk fisik dari
sebuah karya seni atau satu kesatuan dari unsur-unsur pendukungkarya seni tersebut.
·
Special form, yaitu bentuk yang tercipta
karna adnya hubungan timbal balik antara nilai-nilai yang di pancarkan oleh
fenomena bentuk fisiknya terhadap tanggapan kesadaran emosionalnya.
Bentuk
fisik sebuah karya dapat diartikan sebagai kongkritisasi dari subject matter
tersebut dan bentuk psikis sebuah karya merupakan sususnan dari kesan hasil
tanggapan. Hasil tanggapan yang terorganisir dari kekuatan proses imajinasi
seorang penghayat itulah maka akan terjadilah sebuah bobot karya atau arti
(isi) sebuah karya seni atau juga disebut makna.
3.
Isi
Atau Makna
Isi
atau arti sebenarnya adalah bentuk psikis dari seorang penghayat yang baik.
Perbedaan bentuk dan isi hanya terletak pada diri penghayat. Bentuk hanya cukup
dihayati secara indrawi tetapi isi atau arti di hayati dengan mata batin
seorang penghayat secara kontemplasi. Sehingga dapat di simpulkan bahwa isi
disamakan dengan subject matter seorang penghayat. Disini persamaan antara
pencipta dan penghayat . seorang seniman pencipta adalah adalah penghayat yang
pertama yang punya bentuk psikis didalam dunia idenya yang berhak atas karyanya
dalam mengubah atau menambah. Bentuk psikis seorang seniman pencipta merupakn
merupakan bentuk yang disebut subject matter yang setiap saat dapat dibabarkan. Sedangkan
seniman penghayat yang punya bentuk psikis yang di hasilkan dari proses hayati
oleh dunia idenya yang merupakan juga hasil imajinasi atau proses kreativitas.
Sehing dapat kita simpulkan bahwa bentuk fisik milik seniman pencipta sedangkan bentuk psikis atau isi milik seniman
penghayat.
B.
Batasan
Masalah
Dalaam
kesempatan kali ini kelompok kami hanya membahas tentang fungsi seni dalam kehidupan masyarkat.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Fungsi
Seni Rupa Dalam Kehidupan Masyarakat
Seni
rupa di tinjau dari segi fungsi terhadap masyrakat atau kebutuhan manusia, senirupa
secara teoritis di bagi menjadi dua kelompok, yaitu seni murni (fine art) dan
seni terapan (applied art). Seni murni (fine art) adalah kelompok karya seni
rupa yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan spiritual. Artinya bahwa kelahiran
karya seni tersebut lahir dari adanya ungkapan atau ekspresi jiwa, tanpa adanya
faktor pendorong untuk tujuan materiil. Dengan kata lain bahwa seni tersebut
bukan lagi merupakan kebutuhan praktis bagi masyarakat tetapi hanya mengejar
nilai untuk kepentingan estetika seni yang dimanfaatkan dalam lingkungan seni
itu sendiri atau disebut sebagai seni untuk seni (soedarso Sp, 1990:21) yang
termasuk kelompok seni adalah seni lukis dan seni patung.
Seni
terapan (applied art) yaitu kelompok karya seni rupa yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan praktis atau memenuhi kebutuhan sehari-hari secara materil.
Artinya bahwa kelahiran karya seni terapan merupakan bagian dari kebutuhan
masyarakat (manusia) untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari secara materil. Seni
terapan dalam produk karyanya selalu mempertimbangkan keadaan pasar dan
estetika. Kelompok seni rupa ini benar-benar milik msyarakat. Karya seni
terapan lebih mengarah pada produk benda pakai masyarakat banyak (mass
product). Pengerjaannya selalu memperhitungkan sejak mulai dari pemilihan bahan
dan proses pengerjaan, sampai pertimbangan kebutuhan pasar. Aspek komersial
menjadi ciri utama dari seni rupa terapan.
Karya-karya
seni rupa dilihat secara formalitas terbagi atas dua kelompok, yaitu kelompok
karya seni figuratif dan karya seni non figuratif. Perbedaan secara formalitas
tersebut akan tampak pada seni lukis, seni patung, seni ilustrasi, dan seni
hias. Karya seni figuratif yaitu apabila unsur-unsur pendukung karya seni
tersebut sebagian atau seluruhnya merupakan penggambaran alam. Sususnan unsur
rupa yang dihadirkan da kemiripan dengan wujud alam. Dengan kata lain tampak
adanya figur alam yang tergambar di dalamnya. Lambang-lambang yang dihadirkan
merupakan lambang hasil interpretasi terhadap alam. Karya seni non figuratif yaitu
apabila di dalam penggambarannya merupakan sususnan atau komposisi dari unsur
rupa secara elementer, artinya sajian karya tanpa adanya wujud alam (figur).
1.
Seni
Lukis
Seni
lukis bisa dikatakan sebagai suatu ungkapan pengalaman etetik seseorang yang di
tuangkan dalam bidang dua dimensi (dua matra), dengan menggunakan medium rupa,
yaitu, garis, warna, tekstur, shape, dan sebagainya. Medium rupa dapat di
jangkau melalui berbagai macam jenis material seperti tinta, cat/pigmen, tanah
liat, semen dan berbagai aplikasi yang memberi kemungkinan untuk mewujudkan
medium rupa. Pengertian dan definisi seni lukis sangat bergam, namun kadang
terjadi kesimpangsiuran pengertian antara seni lukis dan menggambar atau seni
gambar. Lukisan dan gambar tidak dapat dibedakan dengan sekedar memilahkan
material yang di gunakan, tetapi lebih jauh dari itu yang lebih memerlukan pertimbangan tentang
estetik, latar belakang pembuatan karya, dan sebagainya.
Pada
mulanya seni gambar merupakan karya ilustrasi, yaitu untuk menerangkan atau
memberi keterangan terhadap orang lain atau lebih tepat sebagai gambar
keterangan. Disisi lain menggambar merupakan medium untuk mencapai simbol
figuratif dalam pencapaian bentuk seni lukis. Secara pintas seni gambar
merupakan seni lukis yang menonjolkan unsur garis dan lukis dengan menonjolkan
warna, tetapi pada penerapan dan perkembangan seni gambar pada kurun
selanjutnya mengabaikan pendapat tersebut, dan bukan lagi sebagai karya
ilustrasi, bahkan kini menggunakan medium yang sama seperti yang berlaku pada
seni lukis. yang jelas, seni gambar memerlukan keterampilan khusus untuk
menggambarkan sesuatu sebagai bentuk representasi. Adapaun seni lukis merupakan
ungkapan pengalaman estetik yang di wujudkan dalam bentuk dua dimensional.
Sehingga perbedaan antara keduanya terletak pada genetik proses penciptaan
karya seni, bukan pada hasil akhir.
2.
Seni
Patung
Seni
patung mempunyai masalah yang sama seperti halnya seni lukis. Seni patung
merupakan seni murni sejauh ia tidak melibatkan diri pada pertimbangan untuk
kebutuhan terapan. Karena sifatnya, maka seni patung merupakan ungkapan
pengalaman estetik yang diwujudkan dalam bentuk tiga dimensional (tiga matra).
Seni patung terikat oleh ruang nyata, yang berada dengan seni lukis yang
memerlukan perspektif dalam menampilkan matra ketiga atau ruang semu. Seni
patung terikat oleh waktu hayati, yang berbeda dengan seni musik atau seni
pertunjukan yang terikat pada waktu secara ketat. Waktu dalam seni patung
adalah waktu yang di gunakan penghayat saat terlibat proses hayatan. Untuk
melihat patung seseorang penghayat tidak dapatmenghayati secara simultan tetapi
membutuhkan waktu secara berkesinambungan.
Seni
patung yang cendrung mempertimbangkan nilai guna atau nilai terapan, adalah
seperti yang kita lihat pada bentuk arca yang terdapat pada candi-candi pada
rumah-rumah atau pemujaan. Patung yang demikian itu disebut “totem” totem
merupakan seni terapan karena pada hakikatnya merupakan seni kerajinan atau
seni kriya yang dikenal dengan istilah “seni pahat” jenis seni patung yang
menggunakan perspektif atau ruang semu dan kurang tepat disebut “patung”
dipakai istilah “relief” dikatakan jenis seni patung karena proses, teknik
garap, figur pada relief merupakan konsepsi pencapaian bentuk seperti pada seni
patung, namun permasalahan yang muncul sebagai seni ungkap atau seni ekspresi,
merupakan permasalahan seperti halnya pada sei lukis.
3.
Seni
Grafis
Seni
grafis pada dasarnya menitikberatkan pada teknik cetak-mencetak, sebagai usaha
untuk dapat memperbanyak atau melipatgandakan sesuatu, baik gambar ataupun
tulisan dengan cara tertentu pula. Kita banyak mengenal prinsip-prinsip dasar
tentang proses cetak mencetak seperti: cetak tinggi, cetak datar, cetak saring,
dan banyak lagi yang lainnya. Yang dinamakan cetak tinggi adalah proses
peneraan (tera) negatif pada bidang datar (kertas).
Sesuai
dengan cetak tinggi, maka bidang yang dilumuri tinta adalah bidang yang tinggi,
sedangkan bidang yang rendah tidak kena tinta, seperti yang dapat kita lihat
pada stempel. Teknik ini berbeda dengan cetak datar maupun cetak dalam, yang
memerlukan teknik tertentu seperti pembuatan negatif dengan proses etsa (etching) dan menggunakan
alat bantu lainnya. Adapun cetak saring juga sering disebut cetak tembus
(schablon) dengan menggunakan silk screen sebagai media dasarnya. Kalau seni
grafis terapan sangat berkepentingan dengan fungsi guna, maka seni grafis murni
tidak. seni grafis murni sama dengan seni murni lainnya seperti sen lukis dan
seni patung. Ia merupakan suatu proses kreatif dalam mengungkapkan pengalaman
artistiknya melalui media cetak mencetak untuk mencapai rasa keindahan.
4.
Seni
Arsitektur
Seni
arsitektur sebagai seni terapan merupakan karya seni pakai yang paling serius
dan komplek permasalahannya, mengingat arsitektur merupakan karya monomental
karena tidak setiap saat dapat diubah seperti mengubah rumah salju. Sekali
seorang arsitek merencanakan bangunannya maka akan terlahir sebuah karya jadi.
Untuk keperluan itulah segalanya di perhitungkan dengan sangat hati-hati dan pasti,
karna tidak setiap saat ia dapat membengkokkan seperti dalam bentuk plastisin.
Banyak faktor yang harus di perhitungkan tentang: siapa yang menempati,
bagaimana status sosialnya, kebiasaan-kebiasaannya, sampai pada banyaknya tamu,
kesehatan kepraktisan, dan lain sebagainya. Namun demikian seorang arsitek,
tidak lepas perhatiannya dari kaedah-kaedah estetis atau keindahan bangunannya.
Oleh karna bangunan itu merupakan suatu karya tiga dimensional, maka arsitek
slalu memperhitungkan apakah bentuk bangunannya sudah cukup indah bila di
pandang dari berbagai arah, bagaimana komposisi ruangan dalamnya,
mobilisasinya. Dalsm keadaan ideal biasanya seorang arsitek bekerja sama dengan
desainer interior dalam merencanakan suatu bangunan, terutama yang menyangkut
perhitungan tata riasnya.
Keberadaan
karya seni secara teoritis mempunyai tiga macam fungsi yaitu:
1.
Fungsi
Personal
Manusia
dikenal sebagai makhluk sosial sekaligus sebagai makhluk individu. Dikatakan
makhluk sosial karena manusia tidak bisa hidup tanpa dukungan manusia lain.
Untuk itulah dibutuhkan aturan atau tata cara hidup dalam kehidupan. Tatacara
itulah nantinya yang di sebut dengan kebudayaan. Dikatakan makhluk individu
karna setiap manusia mempunyai eksistensi pribadi yang tidak dapat dimiliki
manusia lain. Itulah yang membedakan manusia dengan binatang. Manusia sebagai
objek yang terikat satu budaya, maka di butuhkan alat komunikasi dengan subjek lain dengan sebuah media atau
bahasa. Karya seni sebagai perwujudan prasaan dan emosi mereka adalah salah
satu pengertian dari bahasa atau media.
Sebagai
instrumen ekspresi personal, seni semata-mata tidak di batasi untuk dirinya
sendiri. Maksudnya, ia tidak secarra ekslusif berdasarkan emosi pribadi, namun
bertolak pada pandangan personal menuju persoalan-persoalan umum dimana seniman
itu hidup, yang nantinyan akan diterjemahkan seniman lewat lambnag simbol yang
terjadi pola umum pula. Ciri-ciri kemanusiaan seperti kelahiran, cinyta, dan
kematian yang punya dassr instrumen secara umum di angkat sebagai tema seni,
tetapi pengolahan kepada wujud karya tidak bisa ;epas dari adanya keunikan
seniman dalam menangkap atau membentuk idenya. Contoh sebuah karya patung yang
menggambarkan cinta yang tak pernah terpendamkan oleh frans holk. Karya
tersebut tidak berarti bahwa subjek atau personalnya holk merupakan instrumen
suram atau despresi. Bagi seniman, semua itu merupakan suatu bukti adanya
kesempatan seniman untuk menunjukan pandangan personalnya dalam menanggapi
sesuatu yang dia hadaapi. Barang kali dapat dikatakan fungsi karya seni
merupakan semacam jalan keluar daripada ekspresi personal seniamn, sekalipun
satu-satunya bukan fungsi kary seni. Dalam seni modern, unsur personal mendapat
penghargaan yang tinggi, terutama karyaseni yang mengutamakan estetika sebagai
tujuan utama kehadiran karya.
2.
Fungsi
Sosial
Manusia
sebagai makhluk sosial, seperti yang telah di singgung di depan, maka manusia
disamping mempunyai tanggung jawab atas dirinya ia terikat pula oleh lingkungan
sosialnya. Semua karya seni yang berkaitan dengannya akan juga berfungsi
sosial, karya karya seni di ciptakan untuk penghayat. Para seniman dapat
berkata bahwa karya seni yang mereka buat semata-mata utuk dirinya sendiridan
dengan ukuran atau standar pribadi. Namun tidak dapat di pungkirinya bahwa di
balik itu semua seniman mengharapkan adanya sesuatu dari masyarakat
penghayatnya. Apakah masyaarakat akan menerimanya dengan rasa kagum dan
menghargainya. Sebagai konsekuensinya karya seni karya seni yang mereka susun
atau ciptakan merupakan respons sosial dengan dorongan personal, sekaligus
mempunyai fungsi sosial.
Pengertian
fungsi seni sebagai fungsi sosial merupakan kecenderungan atau usaha untuk
mempengaruhi tingkah laku terhadap kelompokmanusia. Ia diciptakan berdasarkan
atas dasaar penggunaan atas situasi umum serta menggambarkan aspek kelompok
sebagai wujud adanya perbedaan pengalaman personal. Kita bisa mengambil contoh
karya-karya yang di pakai pada pemujaan, penghargaan, pelampiasan kemarahan,
protes/kritik, deskripsi sosial penghinaan sendirian dan sebagainya. Dengan
kata lain seni dapat mempengaruhi tingkah laku manusia, mengubah cara berfikir
dan juga perasaan, bahkan seringkali mempengaruhi tindakan.contohnya karya
advertensi/reklame dan poster.
3.
Fungsi
Fisik
Fungsi
fisik yag dimaksud adalah kreasi yang secara fisik dapat di gunakan untuk
kebutuhan praktis sehari-hari. Karya seni yang ia buat benar-benar merupakan
kesenian yang berorientasi pada kebutuhsn fisik selain keindahan barang itu
sendiri. Karya seni semacam ini banyak dibuat oleh seniman seni rupa (seni
kriya). Kita ambil contoh minsalnya sendok yang dibuat sebagai alat atau
lokomotif sebagai sarana transportasi. Keduanya membutuhkan adanya perencanaan
sesuai sesuai dengan efisiensi operasionalnya, dan mempertimbangkan
visualisasinya.
Seni
bangunan, forniture, dekorasi, busana asesoris, dan segala macam prabot rumah
tangga serta hampir semua prabot atau alat yang di butuhkan manusia, di buat
lewat rencana (desain) yang berorientasi pada guna dan estetika. Kehidupan
karya seni tersebut mempunyai peluang emas di dalam masyarakat sebagai produk
kerajinan kecil. Contoh perbandingan, minsalnya perbedaan antara seni
lukis/patung dengan seni kriya. seni lukis/patung merupakan karya seni dengan
fungsi personal sedang seni kriya, seni bangunan seni batik seni dekorasi dan
lain-lain, merupakan seni dengan fungsi fisik. Biasanya dalam disiplin seni
rupa seni personal disebut fine art sdangkan seni fisik disebut applied art.
BAB III
KESIMPULAN
A.
Penutup
Seni rupa di tinjau dari segi fungsi terhadap
masyrakat atau kebutuhan manusia, senirupa secara teoritis di bagi menjadi dua
kelompok, yaitu seni murni (fine art) dan seni terapan (applied art). Seni
murni (fine art) adalah kelompok karya seni rupa yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan spiritual. Artinya bahwa kelahiran karya seni tersebut lahir dari
adanya ungkapan atau ekspresi jiwa, tanpa adanya faktor pendorong untuk tujuan
materiil.
Keberadaan
karya seni secara teoritis mempunyai tiga macam fungsi yaitu:
1. Fungsi
personal (Manusia dikenal sebagai makhluk sosial sekaligus sebagai makhluk
individu)
2. Fungsi
sosial (Manusia sebagai makhluk sosial, seperti yang telah di singgung di
depan, maka manusia disamping mempunyai tanggung jawab atas dirinya ia terikat
pula oleh lingkungan sosialnya. Semua karya seni yang berkaitan dengannya akan
juga berfungsi sosial)
3. Fungsi
fisik (kreasi yang secara fisik dapat di gunakan untuk kebutuhan praktis sehari-hari.
Karya seni yang ia buat benar-benar merupakan kesenian yang berorientasi pada
kebutuhsn fisik selain keindahan barang itu sendiri)
Terimakasih :) sangat membantu
BalasHapus